Manfaat shalat jamaah lainnya adalah mengajarkan umat untuk bersatu dan mengikuti satu pemimpin.
7. Mengajarkan orang yang tidak mengerti shalat
Kebanyakan orang mengetahui cara shalat yang baik dan benar dari shalat jama’ah. Kaum muslimin dapat mengambil faedah bacaan surat juga dari shalat jama’ah. Begitu pula ada yang mengetahui dzikir setelah shalat, juga dari shalat jama’ah. Jama’ah dapat mengetahui pelajaran beberapa hukum dari imamnya seperti tentang masalah sujud sahwi (saat lupa dalam shalat). Begitu pula orang yang tidak mengerti jadi tahu dari orang yang punya ilmu.
8. Menyatukan umat Islam, tidak menjadikan mereka berpecah belah
Ada yang punya pemahaman berbeda-beda. Ada yang pakai qunut shubuh, ada yang tidak, bisa menyatu dengan shalat jama’ah. Ada yang punya amalan tertentu dan ada yang tidak, bisa menyatu kala shalat Jum’at. Ada yang punya perangai yang jelek, ada yang baik, bisa menyatu pula kala sudah masuk dalam masjid untuk berjama’ah. Semuanya bisa mengerjakan shalat dengan jumlah raka’at yang sama, berada di bawah satu imam. Terwujudlah kesatuan ketika itu, tidak berpecah belah.
9. Belajar untuk mengikuti seorang pemimpin
Taat pada imam di sini bentuknya juga adalah tidak mendahului dan tidak sangat terlambat dari imam.
Karena barangsiapa yang mendahului imam dalam keadaan tahu dan sengaja, shalatnya batal. Hal ini dikarenakan ancaman yang disebutkan dalam hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَمَا يَخْشَى أَحَدُكُمْ إِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ قَبْلَ الإِمَامِ أَنْ يَجْعَلَ اللَّهُ رَأْسَهُ رَأْسَ حِمَارٍ أَوْ يَجْعَلَ اللَّهُ صُورَتَهُ صُورَةَ حِمَارٍ
“Salah seorang di antara kalian dikhawatirkan dijadikan kepalanya menjadi kepala keledai atau rupanya menjadi rupa keledai ketika ia mengangkat kepalanya sebelum imam.” (HR. Bukhari, no. 691)
Ini juga menunjukkan pengajaran, kalau dalam wilayah lebih kecil seperti dalam shalat jama’ah, kita harus patuh pada imam, maka untuk wilayah lebih luas, kita harus taat juga pada pemimpin yang sah. Shalat jama’ah berarti mengajarkan kita untuk bersatu dan taat pada pemimpin. Sebagaimana hal ini merupakan ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ibnu ‘Umar berkata bahwa beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ خَلَعَ يَدًا مِنْ طَاعَةٍ لَقِىَ اللَّهَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لاَ حُجَّةَ لَهُ وَمَنْ مَاتَ وَلَيْسَ فِى عُنُقِهِ بَيْعَةٌ مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً
“Barangsiapa yang melepaskan tangannya dari ketaatan pada pemimpin, maka ia pasti bertemu Allah pada hari kiamat dengan tanpa argumen yang membelanya. Barangsiapa yang mati dalam keadaan tidak ada baiat di lehernya, maka ia mati dengan cara mati jahiliyah.” (HR. Muslim no. 1851).
Baca bahasan Rumaysho[dot]Com tentang Taat pada Pemimpin:
- Taat pada Pemimpin Berarti Taat Rasul.
- Taat pada Pemimpin pada Selain Perkara Maksiat.
- Tidak Taat pada Pemimpin Akhirnya Mati Jahiliyah.
Bersambung insya Allah …
—
Disusun di Darush Sholihin, Panggang, Gunungkidul, pagi hari, 28 Rabi’ul Awwal 1437 H
Oleh Al-Faqir Ila Maghfirati Rabbihi: Muhammad Abduh Tuasikal
Rumaysho.Com, Channel Telegram @RumayshoCom, @DarushSholihin, @UntaianNasihat, @RemajaIslam